Definisi
dan Sejarah Intelijen, Jenis dan Ciri-ciri Intelijen,
Fungsi dan Manfaat Intelijen, Informasi Intelijen,
Penerapan I-B dalam Bisnis Secara Umum, Penerapan I-B
dalam Wirausaha, Antisipasi Penghancuran oleh kompetitor, Laporan Intelijen
Bisnis, Contoh dan Aplikasi Intelijen Bisnis
Intelijen sudah tak asing lagi di telinga
kita. Bila ada yang menyebutkannya, pasti pikiran kita akan langsung ke arah
militer atau pertahanan negara. Dengan adanya intelijen ini, kita dapat
mengetahui data dan informasi yang dibutuhkan dalam menentukan strategi untuk
mempertahankan negara, bahkan untuk mengalahkan musuh.
Ternyata, teori intelijen dan taktik perang
saat ini banyak diterapkan dalam dunia bisnis, baik pada saat akan memulai
usaha, dalam menghadapi persaingan usaha, mempertahankan atau dalam rangka
mengembangkan usaha.
Tak ubahnya sebuah peperangan, ternyata sesungguhnya kita bisa juga mempraktikkan ilmu intelijen bisnis untuk memata-matai kompetitor, dan mengantisipasi saat kompetitor dengan seluruh tipu dayanya menyaru dan menerobos perusahaan atau bisnis kita lewat seorang intelijen bisnis.
Lebih lebih dalam era persaingan yang
makin mengganas seperti sekarang ini. Banyak cara harus dilakukan untuk tidak
hanya tetap bertahan/survive, akan tetapi juga tumbuh dan
menghasilkan profit. Keuntungan yang kita harus capai pun tidak
cukup hanya sekedar untung, tapi harus signifikan agar dimungkinkan adanya
ekspansi dan akuisisi. Tujuan persaingan sekarang tidak boleh dipandang sebagai
pemacu agar bisa memberikan layanan yang baik saja. Tapi persaingan sekarang
harus dipandang sebagai persaingan hidup dan mati. Siapa yang kuat, dia yang
menang. Jangan ragu untuk menggunakan prinsip tersebut. Dalam persaingan, kita
tidak boleh setengah-setengah. Karena itu akan menjadi titik lemah kita yang
akan berakibat sangat fatal. Kekuatan, agresifitas dan totalitas dalam bersaing
harus terus dipegang.
Bisnis adalah perang. Bukan sebuah
persahabatan atau persaudaraan yang segala sesuatu diselesaikan dengan cara
kekeluargaan. Semua ada harga dan perhitungan untung ruginya. Hanya ada 2 kata
yang harus benar-benar diperhatikan dan dipahami dengan baik, yaitu “untung”
atau “rugi”. Dengan kata lain, profesionalitas bisnis.
Kalau untung, kita tetap bertahan dan
berkembang, kalau rugi kita mati. Seperti halnya dalam masa perang. Kita
menang, kita selamat. Kita kalah, kita mati.
Salah satu stretegi penting dalam dunia
peperangan adalah intelijen. Kenapa dalam dunia bisnis memerlukan intelijen ?
Berikut salah satu kutipan dari sebuah artikel bisnis di internet,
“Business Week (Knotts, 1989) sempat
menyampaikan bahwa terdapat 5.000 mata-mata perusahaan yang saat ini aktif
terlibat dalam aktivitas intelijen, dan sembilan dari sepuluh perusahaan besar
memiliki staf-staff yang sangat berdedikasi khusus untuk mengumpulkan intelijen
kompetitif. Artikel ini pun mengatakan lebih lanjut bahwa banyak perusahaan
besar AS yang telah menghabiskan lebih dari US$1 juta/tahun hanya untuk
menelusuri pesaingnya. Bukti menyatakan bahwa manfaat dari memata-matai
perusahaan justru meningkatkan pendapatan, menurunkan biaya dan memperbaiki
pengambilan keputusan.”
Lalu apa sebenarnya definisi inteligen
bisnis itu sendiri ? Seperti yang sudah kita ketahui pada umumnya
perusahaan-perusahaan besar di dunia melakukan proses seleksi, koleksi,
interpretasi, dan distribusi informasi terbuka yang bisa diakses publik namun
memiliki nilai penting bagi perusahaan. Usaha-usaha tersebut bisa kita
istilahkan sebagai intelijen bisnis. Lebih jauh intelijen bisnis bisa kita
definisikan sebagai berikut :
1. Intelijen Bisnis adalah
sebuah alternatif terminologi bagi Competitive Intelligence.
Definisinya adalah kegiatan-kegiatan monitoring lingkungan eksternal sebuah
perusahaan untuk mendapatkan informasi yang relevan bagi proses pembuatan
kebijakan perusahaan tersebut.
2. Istilah lain CI adalah Competitor
Intelligence, yaitu proses analisa yang mentransformasikan
keseluruhan competitor intelligence yang utuh menjadi
pengetahuan strategis tentang kompetitor, posisi, performance, kapabilitas, dan
niat/tujuan. Pengetahuan strategis tersebut harus relevan, akurat, dan bisa
digunakan.
3. Competitive Intelligence adalah
sebuah cara berpikir (way of thinking).
4. CI menggunakan sumber-sumber
informasi publik untuk mengetahui lokasi dan membangun informasi tentang
persaingan dan pesaing-pesaing yang ada.
5. Competitor intelligence adalah informasi yang sangat
spesifik dan tepat waktu tentang sebuah perusahaan.
(Richard Coombs, Competitive intelligence
handbook. University Press of America, Bab I)
Jadi peran intelijen bisnis untuk saat ini
memang dipandang perlu. Karena dinamika bisnis era sekarang sudah begitu cepat
berkembang dan begitu ketat bersaing. Sehingga perubahan sekecil apapun dari
lingkungan ekternal kita dan sesingkat apapun waktu berlangsungnya perubahan,
akan berdampak besar terhadap kelangsungan bisnis sebuah perusahaan. Siapa yang
cepat dan cerdas memanfaatkan waktu dan situasi dialah yang akan berkembang.
Sebuah keputusan haruslah cepat, tepat dan strategis. Bagaimana itu bisa
terlaksana, fungsi dari inteligen bisnis inilah yang menentukan.
Ada dua main job atau tugas utama dari
seorang agen inteligen bisnis, yaitu :
1. mendapatkan informasi
2. membentuk sebuah opini
Pentingnya intelijen atau mata-mata atau
spionase bisnis adalah informasi. Informasi mengenai segala hal yang berkaitan
dengan musuh yang sedang dihadapi dari sisi bisnis. Siapa mereka, apa
tujuannya, seberapa besar kekuatan mereka ( berkaitan dengan,produk, modal,
teknologi yang digunakan, sistem administrasi dan SDM ) apa rencana dan
strategi mereka, dimana kelemahan mereka, dan dengan siapa saja mereka menjalin
hubungan, dll.
Selain dari pada itu intelijen bisnis
dituntut untuk mengetahui sejauh mana loyalitas pelanggan terhadap produk, merk
dan jasa tertentu sekaligus segmentasi pasar.
Informasi-informasi tersebut yang kemudian
akan kita gunakan untuk menyusun strategi yang tepat untuk menghadapi dan
bahkan mengalahkan mereka. Tanpa adanya informasi-informasi tadi, kita hanya
bisa meraba, mengkira-kira dan menebak-nebak. Jauh akan lebih sulit bagi kita
untuk menentukan tindakan dan strategi yang akan digunakan.
Yang kedua, tugas intelijen selain
mengumpulkan informasi, juga harus mampu membentuk sebuah opini publik terhadap
produk kita maupun produk kompetitor. Pembentukan opini ini tergantung mau kita
arahkan kemana. Apakah untuk memperbaiki dan menaikkan index persepsi
baik/popularitas dari produk kita atau sebaliknya untuk menjatuhkan/melemahkan
produk kompetitor. Pembentukan opini ini akan sangat berdampak signifikan
terhadap kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap sebuah produk. Opini bisa
diciptakan dan dimanipulasi. Pemilihan materi dan media sangat penting dalam
proses ini. Dan itu adalah tugas dari para agen inteligen bisnis.
Tak jauh dari dunia perang, inteligen dalam
dunia bisnis pun mutlak diperlukan agar roda bisnis kita tetap berjalan dengan
baik. Tidak harus tujuannya “membunuh” dengan melakukan Offensive
Inteligent, tapi cukup hanya untuk menjaga dan memastikan kelangsungan dan
pertumbuhan positif bisnis kita (deffensif inteligent ). Bila kita
masih menghormati etika bisnis dan praktek-praktek persaingan bisnis yang
sehat, maka tidak perlu kita menggunakan intelijen kotor . Berperang
habis-habisan dan total, bukan berarti menghalalkan segala cara.
Defensif intelijent maupun Offensif Inteligent bisnis tidak harus membuat kita
berlaku curang dengan menyusup kedalam organisasi kompetitor dan mencuri ide
dan gagasan mereka seperti halnya yang terjadi pada perusahaan Unilever yang menuntut
Procter & Gamble (P&G) atas aktifitas mata-mata untuk mendapatkan
rahasia bisnis perawatan rambut Unilever.
Kita tidak bicara hal kotor seperti itu,
karena bagaimanapun kerasnya “ belantara bisnis” dewasa ini yang namanya Business
Etique tetap harus dijalankan sehingga informasi yang digunakan
melalui intelijen kompetitif untuk menyusun strategi dan taktik tetap
dijalankan dengan etis karena tujuan dari intelijen bisnis adalah bukan mencuri
rahasia perusahaan kompetitor, rahasia pasar kompetitor ataupun properti
rahasia lainnya. Tetapi merupakan sebuah teknik pengumpulan informasi secara
sistematis, secara terbuka (legal) dalam jangkauan informasi yang begitu luas,
yang ketika telah terseleksi dan disatupadukan serta dianalisa akan menyediakan
sebuah pemahaman yang utuh tentang struktur perusahaan pesaing, budaya
perusahaan, kebiasaan, kemampuan/kelebihan dan kelemahannya.
Salah satu intelijen yang fair adalah
mengamati pergerakan kompetitor secara cermat melalui berbagai media
legal maupun publisitas mereka. Biarpun informasi ini bersifat umum dan terbuka
untuk semua orang, bukan berarti itu informasi yang tidak penting dan dangkal.
Jika kita bisa mengolahnya dengan baik dan menganalisa dengan detail akan
banyak hal yang bisa kita dapatkan dari hanya sekedar berita. Beranjak lebih
jauh, kita bisa menjadi “konsumen” kompetitor juga dalam skala kepentingan
investigasi. Sampai sejauh mana kualitas produk mereka, bagaimana price nya,
dan bagaimana tingkat pelayanan pra dan pasca jual kepada pelanggan. Dengan
memposisikan kita sebagai konsumen, akan kita dapatkan informasi yangqualify dan
akurat dibandingkan dengan mengandalkan sumber lain.
Dalam intelijen, prinsip “kenali dan
dapatkan” adalah tujuan utama yang harus dicapai. Untuk bisa mencapai tahapan
ini diperlukan :
1. Orang yang tepat
2. Cara yang tepat
3. Tools/sarana dan media yang
tepat
Minimal tiga point diatas harus bisa
terpenuhi agar proses pengumpulan informasi dan pembentukan opini dapat
berjalan dengan baik selain tentunya hal-hal lain termasuk juga besaran alokasi
anggaran, timing yang tepat dan situasi eksternal masyarakat
(ekopolsosbud).
Pemilihan orang yang tepat, tidak harus
berasal dari internal. Justru akan lebih leluasa dan bebas jika agen tersebut
adalah orang luar yang kita didik dan tugaskan untuk mendapatkan informasi
dibandingkan dengan orang dalam.
Dalam mempengaruhi opini publik pun, akan
lebih terasa realistis dan obyektif jika itu berasal dari kalangan luar
organisasi kita. Tidak ada salahnya kita menggandeng tokoh keagamaan,
budayawan, seniman bahkan seorang politisi untuk bisa menyuarakan opini seperti
apa yang kita inginkan. Tentunya hal tersebut tidaklah gratis/cuma-cuma. Tapi
bila kita memiliki konsep yang matang dengan hal tersebut, sepertinya
anggaran/cost yang kita keluarkan akan sebanding dengan hasil yang kita
inginkan.
Jaman sekarang bukanlah jaman pure bussines dimana bisnis
berjalan sendirian melalui perangkat bisninya. Sekarang adalah jaman dimana
segala sumberdaya yang bisa memuluskan jalan digunakan. Termasuk pengaruhnama
besar, popularitas, kekuatan politik dan jabatan dalam penentuan regulasi
dan aturan mulai digunakan sebagai salah satu tangan dan tameng bisnis. Sekali
lagi, mengingat etika bisnis yang harus kita patuhi, proses ini pun jangan sampai
kebablasan dan salah kaprah yang membuat saling menjatuhkan dan membunuh pihak
lain. Tapi cukup untuk memastikan ketidakberpihakan pemilik wewenang dan
kekuasaan kepada salah satu kompetitor, menjamin terlaksananya persaingan yang
sehat dan memberikan “sedikit” apresiasi dan opini positif dan obyektif
terhadap produk dan jasa kita sehingga penilaian masyarakat/konsumen akan
obyektif dan fair.
Sumber : Intelijen Bisnis : Gunawan
Ardiyanto, 144 hlm., Desember 2010.
Informasi :
www.gramediaonline.com,
Gunawan
No comments:
Post a Comment